hampir

"hai, apa kabarmu?" tanyamu padaku malam itu.
"ah, aku baik. ada apa?" jawabku pada sambungan telfon malam itu.
"tidak, aku hanya teringat tentang kita dahulu" samar-samar jawabmu.

-----

ah, aku kembali teringat tentang kita yang dahulu. sebelum semua berubah dan berulah.
panggilan malam yang tidak pernah absen menemani malamku. berisi berbagai macam pembicaraan hingga adzan subuh terdengar jelas. maka berakir pula sambungan telfon itu.

dahulu sekali, kamu masih berusaha. memang, hingga saat inipun kamu tetap berusaha. hanya saja aku mulai merasa asing. siapa kamu? siapa diriku? aku seperti kehilangan, entah apa itu aku tidak tahu. apakah kamu menyadari perubahan yang terjadi?

ya, kita masih bersama. hanya saja, semua terasa mulai memudar. apakah ini disengaja atau tidak, sekuat apapun aku menjaga da membangun semua itu terasa semakin menjauh dan bukan milikku. benarkah perasaanku itu? atau itu hanya ke khawatiranku saja?

semua yang kita rancang, apakah akan tetap berjalan sesuai rencana atau akan berakhir menjadi angan saja? kamu yang memintaku menunggu, dengan sabarnya aku menunggu dan percaya sepenuhnya padamu. setiap malam kita bertemu, bercengkrama dan berbagi kenangan untuk diingat suatu hari nanti.

kini, semuanya menjauh. aku hampir merasa kehilangan, atau bahkan sudah merasa kehilangan semuanya? ah, masih saja disangkal. sudah jelas bukan?

kamu memang sudah hilang dari poros duniaku.
lucu rasanya bila aku kembali mengingat segalanya yang terasa hampir sempurna itu. hingga suatu hari, kamu pergi tanpa ba-bi-bu dan taraaaaa, kamu hilang.

kamu tau? aku hampir gila mencarimu. aku hampir menghancurkan segala yang ada karena kamu yang menghilang begitu saja. segala yang kita rancang, hilang.

terimakasih sudah membuatku berkenalan dengan "hampir" yang sering kali dilupakan oleh setiap orang. kini, aku paham bahwa "hampir"

xoxo
segala angan yang hilang