tiba-tiba saja terlintas ketika aku sedang makan, haha.
oke, lanjut.
aku menemukan sebuah statement bahwa
manusia terlalu naif untuk menerima sebuah penolakan
kenapa aku mengeluarkan statement itu?
aku sudah mengalami penolakan, entah dalam hal apapun itu. pun denganmu bukan?
lantas, kenapa manusia menjadi naif ketika ia menerima suatu penolakan? jawabannya satu
manusia selalu berharap segala pemberian ataupun perjuangannya diterima oleh orang yang dituju.
benar begitu? sederhananya, saat kamu melakukan suatu hal, kamu ingin orang-orang menyadarinya bahkan menerima dan melakukan hal baik itu kembali padamu. namun, pada kenyataannya... ketika orang itu tidak membalas bahkan tidak melihatnya yang berakhir menjadi sebuah penolakan. kamu merasa ia dan dunia berkonspirasi menjadi jahat hanya kepadamu.
padahal, jika kamu tidak mengharap apapun, kamu dapat berbahagia. dengan diterima atau tidaknya perjuanganmu itu. ya, lagi-lagi harapan dan ekspektasi merupakan hal yang menjadi kambing hitam dari segala keegoisan manusia. menjadi "penyebab" kesedihan yang dialami oleh orang-orang yang mengalami penolakan.
padahal, dibalik penolakan itu... kamu akan menjadi seseorang yang lebih dewasa dan lebih kuat tentunya. iya, bicara tidak segampang kenyataannya. karena itu hal tersulit bukan?
lantas, bagaimana caranya agar tidak ditolak oleh orang lain. menurutku hargai keputusanmu.
bila kmau ingin menolaknya, lakukan dengan baik dan berikan rasionalisasi yang jelas. bukan kamu menerima hanya karena kamu tidak bisa menolak. ah, terlalu rumit. intinya, kamu menerima hanya karena rasa iba dan kasihan karena kamu merupakan orang yang tidak tega untuk mengatakan "tidak".
jika kamu sudah menjadi orang itu, selamat. kamu sudah masuk ke dalam perangkapmu sendiri, dan tanpa sadar sudah menyakiti dirimu dan juga dirinya. ada lebih banyak korban dari rasa tidak tegamu itu. ada lebih banyak luka yang akan tercipta karena keegoisanmu. ada lebih banyak kebahagiaan yang kamu lewatkan karena perangkapmu sendiri. ada lebih banyak kesedihan lainnya.
lebih baik kamu menjadi jahat agar tidak menyakiti orang itu lebih mendalam. daripada kamu harus berpura-pura baik dan menjalankan sandiwaramu dengan ketidak nyamanan yang kamu jalani.
lepaskan, jika ia memang ingin dilepaskan. pertahankan, jika ia memang patut dipertahankan. berbahagialah, karena kamu pantas berbahagia dengan pilihanmu.bukan dengan membuat luka baru hanya agar menghindari luka lainnya.
terluka itu wajar. terluka itu bagian dari sebuah proses pendewasaan. dan terluka dapat menjadi guru yang mampu membuatmu lebih dewasa melalui caranya. nikmati saja luka itu, hingga kmau sudah mampu berteman dengan luka. maka kamu sudah mampu berbahagia dengan keadaan apapun.
best regards
luka yang mengering
Tidak ada komentar:
Posting Komentar