tentang sudut pandangku. ada dari kisahku sendiri, adapula tentang kisah disekitarku :)

Jumat, 25 Agustus 2017

Tentang meyakinkan

Sepertinya sudah satu bulan lebih kita sailing mengenal satu sama lain. Dan hal ini semakin nyata ketika aku sudah sampai di tanah perantauanku. Tempatku berjuang demi masa depan. Tempatku berjarak dengan zona nyamanku. Tempatku bertahan agar semakin kuat. Tempatku berproses untuk menjadi lebih baik. Tempatku menghabiskan waktu beberapa tahun dengan teman-teman dan keluarga baru. Tempatku menghapus segala sisi burukku agar menjadi sesuai harapan orang tuaku. Tempatku menjaga kepercayaan yang telah diberikan orang tuaku. Tempatku membuktikan bahwa aku tidak seperti yang mereka fikirkan.

Aku ingin jujur denganmu. Ketika kamu mengucap "sayangnya cuma dichat aja". Kamu tau? Ada sisi diriku yang tidak terima dengan ucapanmu. Apakah kamu tau aku disini terus menerus memantapkan hatiku untuk memilihmu? Soal nyaman, iya aku nyaman sama kamu. Soal terbiasa, iya aku udah terbiasa sama hadirnya kamu. Masalah jatuh hati, masalah sayang dan sebagainya masih butuh waktu buat ngeyakinin diri aku sendiri, ngeyakinin perasaan aku sendiri, ngeyakinin kalo emang sama kamu, aku harus berhenti cari apa itu "rumah".

Kamu tau? Gak secepat itu buat aku bilang iya atau kayak yg kamu bilang, semua butuh waktu. Butuh waktu buat ngeyakinin hatiku dan ngalahin logikaku buat berhenti nyari "rumah" dan menganggap kamu rumah yang selama ini aku cari.

Banyak kok orang yang bilang sayang secepet apapun itu. Tapi masalah komitmen sama ngejaga hati, itu yg susah. Apalagi kita ada jarak. Sejujurnya aku paling males sama jarak. Tapi dari jarak aku bisa belajar buat bersabar. Dari jarak juga aku bisa ngeyakinin apa pilihan aku udah tepat atau belom. Dari jarak aku belajar berhati-hati dan berfikir panjang dengan segala yang akan aku jalanin. Dari jarak aku belajar gimana caranya ngalahin ego yang kuat ini. Dari jarak aku belajar untuk melihat dan memilih resiko apa yang aku hadapi nantinya. Dari jarak aku belajar bahwa bersabar dan ikhlas gak semudah pengucapannya.

Sekarang, aku lagi belajar buat ngejaga hati dan ngeyakinin diriku sendiri dengan hadirnya kamu. Klo gak gitu, ngapain aku nerima dan ngeladenin telfonanmu berjam-jam dan berhari-hari itu. nelfon kamu pas kamu lagi mabok, dan ngejawab omongan kamu pas mabok. ngefotoin apa yang lagi aku lakuin, atau bahkan ngasih kabar aku mau ngapain aja hari ini bahkan besok2nya?

Aku lagi belajar berfikir dan bernegosiasi dengan resiko di masa depan, dengan luka yang menanti itu tentunya. Pertimbanganku akan lebih sulit, jarak, perbedaan dan juga orang tuaku. Aku tidak ingin bermain-main lagi saat ini. Aku sudah lelah dengan segala fase perkenalan itu. Yang aku ingini, masa depan yang sudah siap dijalani dengan segala resiko yang ada. Tapi namanya manusia, selalu memilih dan mencari resiko yang paling kecil bukan?

Jika saja kita tidak berjarak dan beda. Sudah sejak beberapa hari yang lalu aku membalas segala macam rambu-rambu yang kamu berikan. Lagi-lagi aku memikirkan masa depanku. Maafkan hati yang sangat sulit untuk memilih ini.

Mungkin, awal bulan depan akan ku jawab. Atau besok? Hahaha. Manusia hanya menjalankan, Allah yang menentukan. Siapa yang taukan besok kamu pergi dari hidupku dan aku menyesalinya?

Tugasku saat ini hanya bisa berdoa agar menemukan pilihan yang tepat tanpa melukai siapapun. Bersabarlah, karna akhir dari sabar itu ikhlas.

FYI aku orang yang mudah bosan. Semoga kamu bisa membantuku mengubah kebiasaan buruk ini :))

Malang, 24 agustus 2017
Setelah pembicaraan ttg perasaan melalui aplikasi pesan singkat :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar