tentang sudut pandangku. ada dari kisahku sendiri, adapula tentang kisah disekitarku :)

Kamis, 24 Agustus 2017

random talk

"nyeselkan lo kenal sama orang kayak gua?" 

isi pesanmu sore ini. setelah perdebatan sepele kita sejak kemarin malam. mulai dari aku yang mengkonsumsi mie. tertidur lebih dulu. dilanjut "hibernasi" pada hari ini. dan ketika aku ingin mandi, kamu memaksa harus tetap saling menelfon.

suka lucu deh, sejujurnya aku tidak biasa untuk selalu menelfon seseorang dengan durasi satu jam lebih dan berlanjut. bila dilihat dari bobot pembicaraan kitapun, isinya hanya mendengarmu bermain game atau kita bernyanyi bersama melalui lagu yang kamu putar dan aku bernyanyi dengan suara sumbang. seakan tidak peduli suaraku yang hancur ini.

oke, kembali ke topik pembicaran. tentang menyesal sudah mengenalmu. aku sedikit terpancing dan ingin membahasnya disini. terlepas kamu membaca tulisanku atau tidak. aku tetap ingin menulisnya dan menjelaskannya melalui sudut pandangku.

"gk ada yang perlu disesalin gua rasa. bukannya kita hidup buat saling memahami sebagai manusia? buat saling menerima kekurangan bahkan kelebihan seseorang. terus dimana letak humanisme lo ketika gk bisa nerima kekurangan org lain? namanya manusia bukannya gk ada yang sempurna ya? masalah nyesel atau enggaknya, itu tergantung dari sudut pandang lo dalam berteman. bukannya ngeliat kebaikan seseorang bisa jadi sisi positifnya? tiap orang ada positif dan negatifnya, tinggal lo pilih mau liat bahkan berteman sama seseorang dari perspektif apa :) "

itu balasan pesanku untukmu. jujur, aku gak bisa berfikir dan benar-benar bingung. kok bisa ya kamu bisa bicara kayak gitu? kalopun aku menyesal berteman denganmu, aku tidak akan mau menerima telfonmu. aku tidak akan seintens ini membalas chatmu.

manusia memang memiliki sisi baik dan buruk bukan? jika kamu hanya mau menerima kebaikan miliknya, lalu dimana rasa kemanusiaanmu itu ketika ia sedang berada disisi gelap hidupnya? aku ingin ada disaat seseorang sedang mengalami sisi baik atau buruknya hidup yang ia alami. karna apa? karna ketika aku merasa nyaman, aku akan melupakan sisi buruk mereka. lantas ketika sisi buruk itu hadir, apa aku menghindar? tidak. ibaratkan seorang pemadam kebaran, aku ingin menjadi pemadam "kebakaran" didalam hidup seseorang. aku ingin meredam "kebakaran" itu hingga ia kembali menjadi baik-baik saja atau bahkan menjadi lebih baik. aku tidak akan mundur ataupun menghindarinya, aku akan maju menjadi orang pertama yang memadamkan api itu. iya, aku tau resiko terburuknya. aku bisa saja ikuut terbakar bahkan mati ketika menolongnya. tetapi, tidak apa. karena menurutku membuat seseorang mampu meredam "api"nya merupakan sesuatu hal yang mendamaikan.

aku sering terluka karena inginku menjadi "pemadam" didalam hidup orang lain. apakah itu membuatku menyesal? tidak. aku bahagia dan aku menikmatinya. dari luka itu, aku dapat belajar melalui pengalaman orang lain. aku mampu menjadi lebih bersyukur dan sedikit banyaknya mengubah pribadi dan sudut pandangku menjadi lebih baik.

bila kamu hanya ingin bersama seseorang ketika ia merasa baik-baik saja itupun hak milikmu. aku tidak memaksamu memasuki zona terbakar dari orang lain. akupun tidak memaksa pula untuk masuk bila orang itu tidak ingin hadirku. bila ia ingin sendiripun, aku akan memberikannya waktu. hati tidak akan salah berlabuh, hanya saja harapan itu yang salah posisinya. terkadang harapan itu menjadi bahan peledak dalam jalan yang kamu pilih.

dan, bila kamu ingin menjadi pemadam dalam hidup seseorang. itu hakmu juga. kamu bisa belajar untuk menerima sisi yang sulit dimasuki oleh orang lain. kamu bisa menjadi manusia yang kemungkinan bisa memanusiakan manusia. semua tergantung perspektifmu lagi.

pesanku hanya satu, bila kamu sudah mampu menerima kekurangan seseorang. siapapun itu... jaga ia baik-baik agar tidak semakin rapuh. terkadang menjadi pemadam dalam hidup seseorang tidak mudah. kamu bisa saja ikut terbakar bersama dirinya. akibat terbakar itu pula, kamu bisa menemukan dua jalan. kamu akan menjadi lebih baik akibat luka itu, atau kamu akan menjadi abu bersama puing-puing emosi itu.

malang, 23-8-17
19:29 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar