Devinisi bahagia?
Menurutku, ketika kamu sudah benar-benar rela melepas cinta pertamamu agar melihatnya berbahagia dengan pasangannya. Walau aku tau, tidak semua bahagia itu tentang cinta. Tapi kali ini, aku akan membahas cinta pertamaku.
Dunno, aku pernah membaca sebuah quotes
"Ikhlas itu begini: kau rawat kepompong hingga menjadi kupu-kupu, meski kau tau bahwa sua yang bersayap akan selalu terbang"
-via amyraagustini / via tumblr-
Ya, mungkin aku sudah belajar mengenai ikhlas untuk melepasmu. Ikhlas untuk melihatmu berbahagia dengan pilihanmu. Karena sejahat-jahatnya kamu. Kamu tetap memiliki sisi baik itu.
Lalu, ketika orang yang kamu cinta. Orang yang kamu anggap cinta pertamamu bertanya "siapa cinta pertamamu?" Kepada dirimu. Dan kau menjawab "kamu" dengan hati yang ringan tanpa beban dan diakhiri dengan senyuman.
Namun, kamu bukan cinta pertamanya. Yang aku tau, cinta pertama tidak akan pernah terbalas. Aku dapat kesimpulan itu melalui pengalamanku. Egois memang. Tapi pengalaman guru yang paling baik dan jujur bukan?
Ketika kamu bercerita tentang dia, cinta pertamamu. Aku menyimak, serta memberikan pendapatku. Apakah aku merasa sakit? Tidak. Aku bahagia. Kenapa? Karena kebahagiaanku adalah melihatmu bersama orang yang kamu cintai.
Bullshit? Ya. Memang bullshit.
Lalu, aku harus apa? Aku sudah berbahagia kini dan aku selalu mendoakan dia merupakan jodohmu. Karna yang baik akan berjodoh dengan yang baik. Dan sebaliknya pula.
Intinya, waktu yang membuatmu dewasa. Keikhlasan yang membuatmu maju dan move on. Sulit memang, 3 bulan bersama dan berjuang terbiasa tanpamu hampir selama 5 tahun. How poor i am? Haha
Tapi sekarang, aku benar-benar bahagia dan ikhlas. Terimakasih untuk waktu yang setia mendengar rindu ini. Terimakasih kepada Tuhan yang tak pernah bosan ketika aku menyebut namanya didalam doaku.
Kini aku sudah ikhlas dan mendapatkan senyumku lagi. Aku akan melangkah maju. Cukup kita berteman saja bukan? Aku ada disaat kamu butuh, pun sebaliknya.
Semoga kamu memang berjodoh dengan dia.
Berbahagialah.
Dari aku
Yang sudah mampu tersenyum tanpamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar