tentang sudut pandangku. ada dari kisahku sendiri, adapula tentang kisah disekitarku :)

Kamis, 07 Januari 2016

Masihkah?

Malam ini ku teringat akan kisah kita beberapa tahun yang lalu.
Kisah sederhana yang kita lalui karena kebodohan di masa sekolah.

Kita yang bertemu ditempat bimbel. Saling lirik. Bertengkar. Mengacau karna ulah kita. Dirutuki oleh semua orang. Hingga kita bersama dalam sebuah hubungan. Melalui masa-masa romantis. Bertengkar. Berdamai. Dikhianati. Saling bertahan dan mempertahankan. Hingga semua itu selesai karena ego yang keluar dan hati yang lelah.

Menjalani hubungan dalam hitungan kurang lebih 90 hari secara resmi berstatus menjadi pasangan. Saling memberikan kejutan dihari ulang tahun kita yang berada dibulan yang sama. Saling berjuang menunjukkan siapa yang paling manis dan romantis diantara kita. Saling menjaga dan berbagi kehangatan melalui canda tawa. Berbagi waktu dan genggaman yang erat. Dan mungkin, rangkulan sederhana yang menghangatkan serta mendamaikan. Berbagi rasa cemburu karna takut kehilangan. Berbagi rasa lelah dan kelemahan untuk saling melengkapi. Semua hal kita lalui bersama.

Hingga suatu malam, ketika dia datang dan merubah semuanya. Merubah kebersamaan kita menjadi air mata. Merubah diriku menjadi manusia paling bodoh dalam membedakan apakah harus bertahan atau melepas. Dimana dengan sangat jelas, saat itu kamu memilih dia. Membela dia. Bahkan, menunjukkan dengan jelas bahwa dia yang kamu pilih. Dan dengan bodohnya aku tetap mempertahankanmu. Mempertahankan hal yang tidak mungkin dilanjutkan.

Kita bertemu. kita bersama. kita berbagi. kita bertengkar. kita kembali berdamai. kita mencoba memperbaikinya. kamu membuka pintu itu hingga dia datang. Kamu bahagia bersamanya. Aku terus mempertahankan kebodohan ini. Aku terus menangisi dirimu. Dan sampai hari itu, kita berpisah. Lebih tepatnya, aku terpaksa melepas dirimu.

Apakah kamu tau? Hari itu, di hari kita harus berpisah. Aku menangis. Aku hancur. Aku merutuki hati ini yang masih berharap itu semua mimpi dan kita bisa kembali bersama.

Ah, Hingga kini luka itu masih tetap disana. Tidak hilang, tidak dipindahkan dari tempatnya.

Luka itu masih sedikit basah bila aku mengingatmu. Luka itu masih terasa ketika aku teringat dirimu. Luka itu berharap disembuhkan dengan kehadiranmu kembali.

Kamu tau? Sudah 5 tahun kebersamaan itu berlalu. Tetapi hati ini masih sedikit mengharapkanmu. Otak ini masih berharap dapat melihat senyummu. Tubuh ini masih berharap berada didalam rangkulan tubuhmu. Tidak ada yang berubah. Semua masih tetap mengharapkanmu kembali. Payah bukan? 5 tahun, itu 5 tahun yang lalu. Ya Tuhan... Betapa berartinya dirimu.

Kamu bagai candu. Selalu aku harapkan ada. Sesulit apapun aku melupakanmu. Selama apapun waktu berlalu. Terkadang, hati ini mengharap kehadiranmu ketika sedang sendirian.

Kamu memang hebat dalam merampas seluruhnya. Merampas senyumku, merampas hati ini, merampas kewarasan yang aku miliki, dan merampas pertahananku.

Mari kita bertaruh. Bila kamu kembali kedalam kehidupanku, aku yakin tidak mampu mengabaikanmu. Bila aku sampai mampu mengabaikanmu, itu artinya aku sudah benar-benar merelakanmu. Namun bila aku masih berharap, bisa ku pastikan. Kamu akan kembali pergi. Kamu pasti hanya singgah sebentar dihidupku.

Bolehkah aku meminta satu hal padamu? Kembalilah seperti dulu. Setidaknya, seperti awal kita bertemu. Kita kembali saling bertengkar karena kenakalan dimasa itu. Bukan seperti saat ini, kita tidak pernah bertemu.

Saat aku mencoba mencarimu, aku tidak pernah bertemu sedikitpun. Biarkan aku bertemu denganmu, meluapkan semua perasaan ini dan memelukmu untuk terakhir kalinya. Setelah itu, biarkan aku pergi. Biarkan aku melepasmu bersama pasangan yang sangat amat kamu cintai itu.

Tertanda,
Bagian masa lalumu yang masih berusaha pergi.

-malang,2016-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar