Ya, semuanya sudah berakhir bukan?
Semuanya terasa sia-sia. Perjuangan itu, rasa sakit yang terus dipertahankan. demi sebuah senyuman. Entah senyuman yang tulus atau palsu. Tapi yang ku tau, semua itu sangat nyata.
Semuanya. Dari awal kamu mencoba mencuri hatiku. Hingga kamu mencampakkannya. Dari aku yang terbiasa sendiri tanpamu. Hingga terbiasa dengan hadirmu, bahkan bergantung padamu. Dan berakhir dengan kesendirian itu lagi.
Terimakasih untuk semua waktu yang kamu berikan dalam kurun waktu mendekati 365 hari yang telah kita lalui. Untuk semua kenangan dalam hari-hariku bersamamu. Dalam hari-hari bersejarahku -dan mungkin hari bersejarahmu juga.
Kini, kita harus berjalan melalui arah yang berbeda. Tanpa saling menggenggam. Tanpa pula saling memberikan semangat dan bertukar senyuman. Tanpa bertukar cerita yang terjadi dalam keseharian kita, -ralat, maksudku aku dan kamu. Tanpa saling membagi beban dan menyediakan bahu ketika kita lelah. Tanpa saling menghibur dan menangis bersama. Tanpa saling membahagiakan dengan hal-hal sederhana dan kecil. Tanpa saling menunggu dan saling memahami.
Ah, maaf aku terlalu banyak menggunakan "kita". Padahal kita (maaf lagi-lagi kita) sudah berpisah. Tapi semua kenangan yang telah kita ukir akan selalu dan selalu berada ditempat yang sama. Tanpa hilang ditelan waktu.
Aku berani bertaruh. Saat ini kamu tidak akan membaca semua ini. Terlalu tinggi bukan? Mengharapkanmu membaca ulang semua tentang kita.
Maaf. Aku terlalu bodoh karna cinta yang salah ini. Bukankah aku sudah mengetahui akhir dari semua ini? Kita akan berpisah. Siap atau tidak, semua akan terjadi.
Jadi, aku hanya ingin mengucapkan semua salam terakhirku melalui tulisan ini. Maafkan aku yang akan menghapus semua tentangmu. Bukan mauku, tapi agar hati ini tidak terluka lebih dalam. Dan agar hidupku lebih "hidup", bukan seperti mayat hidup yang menunggu kabarmu.
Berbahagialah dengan duniamu. Aku juga akan berbahagia dengan duniaku.
Teruntuk
#sembilansembilan :'')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar