"termasuk aku?" tanyaku.
"semuanya" balasmu.
------------------------------------------
duniaku seketika runtuh,
duniaku seketika luruh,
duniaku seketika hancur, kala membaca pesanmu.
tiba-tiba saja air mataku keluar, mulutku mengucap "jangan, tolong, jangan!"
segala kenangan berputar, tanpa ku minta. semuanya, dari awal kita berkenalan hingga akhirnya kita memilih untuk memiliki akhir yang bahagia. dari aku yang awalnya biasa saja, berakhir sangat bergantung padamu. kamu seperti sebuah cahaya tentang harapanku untuk bertahan hingga saat ini. aku mohon, bertahanlah sayang. sungguh, kita akan memiliki akhir yang bahagia bukan? seperti mimpi yang kita rancang sejak hari itu.
sungguh, aku telah teramat sangat percaya pada dirimu. hingga akhirnya, aku sadar bahwa kamulah yang membuatku bertahan hingga titik ini. membuatku menemukan alasan untuk tetap hidup dan bahagia apapun keadaannya. sayang, ku mohon, ini bukan akhir dari segala impian yang kita rancang bukan?
jika kamu ingin pergi, silahkan. tapi ku mohon, tetaplah bersamaku untuk menyelesaikan segala mimpi yang telah kita rancang. bila kamu pergi, lantas untuk apa aku rancang segala rencana dan impian tentang masa depan kita seperti ini? untuk apa aku mau bertahan hingga titik ini dengan dirimu? untuk apa aku mau menurunkan ego dan mengenal seluruh keluargamu bahkan mengikuti inginmu ketika kita berselisih paham? sayang, apakah ini akan menjadi kemungkinan terburuk dari kisah kita?
sebuah perpisahan yang menghancurkan segalanya.
kamu tau? sebelumnya aku tidak pernah seperti ini kepada lelaki lainnya. sesak, gelap, buntu. kamu dimana? tolong, jangan seperti ini. aku tidak ingin menghidupi mimpi buruk itu. aku ingin mewujudkan mimpi kita dan berakhir bahagia. bukannya berakhir dengan kemungkinan terburuk ini!
pantas saja, akhir-akhir ini aku merasa sangat takut kehilangan dirimu. selalu meminta kamu untuk tetap berada disisiku. ternyata, itu sebuah signal akan datangnya kemungkinan terburuk itu? kamu sudah meyakinkanku untuk tidak akan pergi. lantas, kenapa sekarang kamu memilih kemungkinan terburuk itu?
sayang, aku tak apa bila harus berteman dengan jarak. ku mohon, untuk tidak menghidupkan kemungkinan terburuk itu. aku mencintaimu, dengan sangat. bahkan, bila kemungkinan terburuk itu memang akan terjadi, ku rasa aku akan sangat hancur. terlebih aku tidak menyiapkan rencana apapun selain akhir bahagia dari segala mimpi kita. aku juga tidak yakin untuk hidupku, alasanku untuk bertahan akan hilang pula dengan munculnya kemungkinan terburuk itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar