Takut

Huft... Berat sekali rasanya.
Ketika logika dan hatimu dipenuhi berbagai pertimbangan tentang jatuh cinta.

Rasa takutmu yang lebih dominan dalam menjalani hubungan ini. Takut akan rasa kecewa, takut akan kehilangan, takut terulang kejadian yang tidak kamu inginkan, takut yang tidak dapat kamu definisikan.

Ya, aku merasakannya kini.
Aku memberanikan diriku untuk mengutarakan perasaanku padanya. Entah dia memahami maksudku atau tidak. Yang aku tau, sudah ku utarakan semuanya.

Namun, ada yang berbeda setelah pertemuan dan pembahasan terakhir kita.

Intensitas pembicaraan kita yang tibatiba saja menurun. Kamu yang fokus bercerita tentang keadaanmu, dan aku yang mencoba menenangkan diriku hingga membuatku lebih bungkam.

Kamu tau? Aku telah mampu melawan rasa takutku. Aku berhasil melampauinya. Tapi kini, semuanya berbeda dan berubah. Salahkah jika aku berkata jujur tentang perasaanku? Seperti kamu yang jujur dengan perasaanmu saat kita late night convo pada hari itu.

Ah, kenapa segalanya menjadi serumit ini. Aku tidak ingin jatuh cinta bahkan jatuh hati jika akhirnya hanya luka dan membuat jarak itu muncul. Sungguh, aku takut dan ingin menghindar saja rasanya.