tentang sudut pandangku. ada dari kisahku sendiri, adapula tentang kisah disekitarku :)

Rabu, 22 Maret 2017

Senjaku

Terima kasih sudah hadir dalam hidupku. Memberiku warna baru. Mengajariku untuk terbuka tanpa harus memberikan tanda jika ingin sesuatu. Meluangkan waktumu. Memberikanku perhatian. Menyemangatiku. Memberikan pundakmu untuk ku bersandar ketika aku lelah. Memberikanku senyuman manis itu. Membuatku tertawa. Singkatnya, kamu sudah membuatku bahagia dengan caramu. Terimakasih untuk itu.

Aku ingin bertanya satu hal mas. Apakah ada aku dihatimu? Hah! Salah salah....
Tidak mungkin ada bukan? Lagi pula, siapa aku dihidupmu? Hanya anak kecil yang berisik dan mengganggumu. Oke ralat, ganti pertanyaannya saja. "Kamu kenapa mas? Sudah lelah dan ingin mengakhiri ini semuakah?"

Pertemuan (terpaksamu) terakhir kita untuk menemaniku makan malam. Kamu menunjukkan tanda kamu sudah ingin pergi. Kamu datang menjemputku. Kita sampai ditempat makan. Kamu hanya berbicara pesananmu, kemudian kamu sibuk dengan handphone dan segala macam caramu mengabaikanku. Sementara aku? Terus menebak-nebak apa kesalahanku. Mengapa kamu mengabaikanku dan terlalu asik dengan handphonemu? Semenarik itu kah isi handphonemu dibanding ceritaku? Kamu juga mulai berubah mas. Ah, maafkan aku yang terlalu perasa dan berfikir aneh-aneh. Bahkan, harapan dan perasaan takut kehilangan dirimu muncul begitu saja.

Kali ini bukan aku yang mudah bosan. Melainkan kamu yang menunjukkan tanda itu. Pesan terakhir yang ku kirim kepadamu setelah acara makan malam yang sunyi itu -Iya, kamu asik dengan duniamu, dan aku yang mencoba fokus dengan materi ujianku besok- pesanku hanya kamu baca tanpa kamu membalasnya ketika acara makan malam itu selesai.

Mas, boleh aku menganggapmu seperti senja? Hangat, selalu di nanti setiap orang. Indah, namun tidak dapat dinikmati semua orang. Hadirmu sebagai pertanda malam akan datang. Aku mengartikannya, ketika kamu pergi dan tenggelam di ujung sana, semuanya menjadi gelap. Kehadiranmu langka, dan hanya sesaat. Baiklah, aku akan mencoba melepaskan senjaku. Dan kini, biarkan aku menikmati malamku tanpa hadirmu. Ah, salah. Biarkan aku menikmati hidupku yang (mau tidak mau) harus belajar terbiasa tanpamu seperti awal kemarin. Lagipula, hidup itu tentang datang dan pergi bukan?

Terimakasih sudah menjadi senja terindahku selama beberapa pekan ini. Kini, malam lah yang akan menemaniku. Entah, sampai kapan malam ini bersamaku. Karena yang ku tahu, mencari matahari tidaklah mudah. Walaupun sudah melalui porosnya, matahari tetap membutuhkan waktu untuk muncul bukan?

Bercumbulah dengan laut tempatmu tenggelam. Aku akan melepaskanmu bersama angin malam dipinggir pantai ini.

Regards
Your rules💙

Tidak ada komentar:

Posting Komentar