tentang sudut pandangku. ada dari kisahku sendiri, adapula tentang kisah disekitarku :)

Kamis, 06 Desember 2012

Untukmu, yang telah menghancurkanku




          Awal semester baru dimulai, bagi murid kelas IX adalah saat yang tepat untuk memulai menambah materi pelajaran. Rira satu diantara banyak murid kelas IX yang memilih melanjutkan bimbel ditempat bimbel kesayangannya. Rira yang sudah akrab dengan tentor-tentor disana, selalu meledek tentor yang menurutnya seru. Rira tak menyangka kalau bimbel kelas IX ini akan ada banyak murid yang mendaftar.
          
          Hari pertama bimbel, diisi dengan perkenalan. Rira melihat semua anak murid dengan tatapan biasa saja. Namun ketika Rira melihat satu kelompok laki-laki. Dia terpesona dengan satu anak itu. Saat perkenalan sedang berlangsung Rira menanti nama anak itu. Setelah disebut nama laki-laki itu yang bernama Awan, Rira tersenyum. Bimbel hari pertama hanya diisi perkenalan.
          
          Setelah satu minggu bertemu Rira semakin tertarik dengan Awan. Dia mendekati Awan dengan cara memulai pertengkaran kecil, yang selalu membuat se-isi tempat bimbel riuh dengan suara mereka berdua. Rira selalu deg-degan jika ada Awan. Tak terasa Rira dan Awan mulai jatuh hati. Namun, mereka berpura-pura cuek. Menganggap bahwa tidak ada perasaan special.
          
          Bulan Agustus adalah bulan Dimana mereka saling jatuh cinta. Awal bulan itu, Rira bertemu dengan Awan. Saat itu pula, Awan menyatakan perasaannya. Rira senang, hingga mereka resmi berpacaran. Keesokan harinya,di tempat bimbel berita mereka berdua membuat heboh, karna ulah teman Awan yang menyebarkan kejadian kemarin.
          
          September adalah bulan Rira ulang tahun. Rira yang berharap mendapat ucapan pertama dari Awan, malah sedih karna dia tidak mengucapkan. Namun beberapa hari sebelum Rira ulang tahun, Awan memberikan Rira sebuah kotak music yang sangat indah. Rira sangat senang. Sampai-sampai Rira menuliskan kapan, dimana, dan jam berapa kado itu diberikan. Semua berjalan dengan senyum dan air mata.
          
           Hari jadi mereka yang ke-tiga bulan. Bukan senyum yang diterima Rira, melainkan air mata. Saat itu mereka bertengkar hebat. Dan Rira bertanya dengan berat hati “sekarang, kamu masih sayang apa enggak sama aku?” beberapa detik setelah Rira berkata Awan menjawab “enggak”
          
           Hati Rira tercabik-cabik mendengar kalimat itu. Siapa yang tidak sakit hati, Rira yang mencoba bertahan dan menjadi dewasa untuk Awan. Tapi…hanya air mata balasan semuanya. Rira pergi dengan air mata yang menetes dipipinya. Dan hingga saat ini, Rira masih mencintai Awan

“semua kisah boleh sama. Tapi, kenangan itu sendiri
Yang membuat semuanya menjadi INDAH”

2 komentar: